PANIAI, JALAPAPUA.COM – TPNPB-OPM PEMKA IV Devisi II WIsel Meren Paniai Kembali terjadi kontak tembak antara TNI-POLRI dan TPNPB-OPM dibawah komando Otto Jimmy Magay Yogi selaku Kesatuan kepala staf angkatan darat Sorong – Samarai pada Rabu, (1/5 /2024) dengan TNI di Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah.
Kepala Staf KSAD Otto Jimmy Magay Yogi, membenarkan bahwa dirinya bersama pasukan mengambil posisi perang di kampung Bibida memiliki satu alasan yakni TNI masuk hingga pelosok meresahkan warga.hal itu disampaikan ketika wartawan menghungi via seluler
“Benar saya duluan yang menembak mereka (TNI). Karena TNI masuk sampai di kampung-kampung padahal TNI tahu di sudut-sudut kami TPN-PB OPM juga ada di sana dan juga menakutkan masyarakat. Untuk apa TNI masuk ke perkampungan,” ujar Otto Jimmy Magay Yogi
YOGI, meminta TNI jangan masuk ke pelosok-pelosok mencari masalah karena ketika TNI masuk ke perkampungan, masyarakat sipil akan takut dan meminta TNI harus menjalankan tugas pengamanan di perkotaan saja.
“Paniai ini daerah operasi militer, masyarakat trauma dengan kondisi masa lalu. Saya minta TNI jangan masuk ke perkampungan. Mau cari apa masuk ke sana? Ini aneh, kalau masuk, sama saja cari kami,” tegasnya
Lanjut “Tentara jalankan tugas NKRI di perkotaan Saja, sekali lagi jangan masuk ke kampung-kampung. Masuk ke kampung sama saja cari kami,” ucapnya.
Jimmy mengaku telah menembak mati dua anggota TNI namun dibantah oleh Perwira Hukum (Pakum) Satgas Yonif 527/BY.seperti dikutip di media wagadei.id
Letnan Dwi S, Perwira Hukum (Pakum) Satgas Yonif 527/BY yang dikonfirmasi mengatakan pihaknya akan memberikan informasi lengkapnya setelah dirampungkan namun sejauh ini tak ada anggota TNI kena peluru.
“Informasi lengkapnya akan kami kirimkan pak,” ucapnya.
Untuk situasi terkini, Dwi mewujudkan Paniai sudah aman terkendali. “Sudah aman pak,”
Senada juga menyampaikan Kapten lnf Eko Warsito selaku Pasi lntel Kodim 1703/Deiyai. Ia mengatakan, daerah Bibida telah ditempati TPNPB OPM sehingga ia melakukan patroli ke Bibida langsung dihadang dengan senjata dari perbukitan.
“Di bibida memang ada OPM jadi satgas ada kontak tembak dengan OPM. Pada saat TNI Polri melakukan patroli ke distrik Bibida, OPM yang menembak duluan,” ujarnya.
Ia berharap semua pihak yang beragama Nasrani harus mengimani 10 perintah Tuhan Yesus bahwa jangan membunuh.
“Saya juga agama Nasrani, Tuhan Yesus selalu mengajarkan kita atau muridnya, tidak boleh saling membunuh, ada dalam 10 firman Tuhan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Bibida, Kepala Kampung dan Kepala Suku Tidak Diam,Kepala distrik Bibida Yoriz Zonggonau melalui rekaman suara yang dikirim ke grup ASN Paniai mengatakan semua pihak harus bekerjasama untuk menghadiri kontak senjata di Bibida karena masyarakat sedang mengungsi ke gereja yang berdekatan.
“Mohon dukungan ASN kabupaten Paniai saat siang hari ini situasi di Bibida sedang kontak senjata, masyarakat Bibida sedang mengungsi ke gereja. Semua di depan gereja, mohon dukungan dan kerjasama dari pihak-pihak tertentu terutama pengambil kebijakan, mari kita bekerja sama atas situasi ini dapat pulih kembali,” kata Yoriz.
Kepala kampung Papato, Agus Gobai yang ditemui media ini dalam pertigaan Madi mengatakan bahwa perjanjian telah menjamin warga sipil yang berjalan kaki ketika pulang dari Enarotali usai perdagangan maupun yang pulang dari kebun. Sehingga situasi terkini dapat dikatakan aman.
“Saya memakai pakaian dinas, antar masyarakat Bibida dari Enarotali maunle rumah. Hampir puluhan kali, meski rentetan suara tembakan tapi saya beranikan diri memakai pakaian dinas dan masyarakat sudah aman,” jelasnya, pada pagi hari sempat mendengar suara tembakan hampir puluhan kali. “Memang banyak bunyi tembakan,” ucapnya singkat.
Kepala suku distrik Paniai Timur, Yulianus Yeimo berjalan kaki dari RSUD Paniai, pertigaan Madi, gunung Etenedimi hingga Bibida, ia menabrak agar masyarakat sipil baik warga pribumi maupun migran tetap waspada namun beraktivitas seperti biasa karena masalah tersebut tidak diketahui telah diperbaiki.
“Masalah ini kami tidak tahu, saya dari kepala suku menyampaikan bahwa masyarakat sipil jangan takut tapi waspada. Masalah ini kami tidak tahu,” katanya kutip Tebal di wagadei.id
Pastor Paroki Salib Suci Madi, Dekenat Paniai, Keuskupan Timika, Pastor Herman Bettu, Pr juga turun langsung ke Bibida sebagai wilayah pelayanannya guna mengamankan situasi. Hal itu terbukti melalui cuplikan video yang sempat beredar di grup WhatsApp, masyarakat sampaikan selamat kepada pendeta Herman ketika melewati jalan raya menggunakan sepeda motor. Pungkasnya