Manokwari,JALAPAPUA.com-dalam rangka penyadaran pendidikan literasi Ekstrakurikuler Bagi mahasiswa di Manokwari, akhirnya
Puluhan Mahasiswa Koordinator Wilayah Paniai (KORPAN) dibawah payung Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT)
kota studi Manokwari, Papua-Barat sukses menggelar diskusi, bertempat di Auditorium Asrama Paniai Wissel Meren 01 Amban, pada, Sabtu 18/03/2023, pukul 18:00 s/d 19:30 WPB selesai.
Pantauan Awak media ini,Diskusi tersebut ini bertajuk “Gerakan Literasi Mahasiswa dalam Penindasan”. Pemantik yang di bawahkan dalam diskusi oleh Bpk. Marselino Pigai, S.Ak dan di dampingi moderator oleh Reni W. Pigai.
Dalam proses pemaparan materi oleh pemantik itu,ada mengutip tentang penindasan dalam Alkitab yakni, Ulangan 28:33 menyatakan bahwa “Suatu Bangsa yang tidak kau kenal akan datang dan memakan hasil bumi mu dan segala hasil jerih payahmu; engkau akan selalu ditindas dan diinjak”.
Diskusi Panel tersebut di laksanakan dalam hal penyadaran pendidikan literasi selain lembaga pendidikan formal bagi setiap mahasiswa koordinator Paniai yang sedang menempuh pendidikannya di kota Manokwari, papua Barat.
Banyak hal tentang penindasan yang di kutip oleh pemantik termasuk bernama Elisabeh yang salah satunya penulis terkenal di dunia tentang Penindasan yang di alamih oleh manusia di bumi.”kata pemantik saat pemaparan materi”
Dan pemantik menyeruh pada peserta bahwa langsung di praktekkan menulis dengan dua gambar tentang Penindasan yang di cantumkan yakni; pulau Papua dengan terbentuk dalam seperti Tengkorak manusia, alat berat, dan Tni Porli. Hal itu dinyatakan bahwa pemilik hak Ulayatnya di injak oleh penguasa dengan bermaksud, ambil kekayaan, bunuh-bunuh insan pada pemiliknya dan lain sebagainya.
Kemudian gambar yang keduanya tentang Demostrasi yang pernah dilakukan oleh setiap mahasiswa ketika terjadinya masalah internal maupun eksternal. Pada waktunya untuk menyampaikan stekmen pada orang yang berwewenang tetapi polisi selalu di Hadang terus, itu adalah menindas suara hak manusia di muka umum.
Pemantik menyimpulkan diskusi tersebut dengan berpesan pada peserta bahwa, Membaca dan Menulis sangat penting supaya terbentuk menjadi mahasiswa yang berintelektual dalam segala masalah yang di hadapi oleh orang asli Papua OAP kini, pungkasnya.
“Melakukan aktivitas peningkatkan kapasitas mahasiswa. Salah satunya adalah mengambangkan literasi sebagai tugas dan tanggung jawab mahasiswa tak bisa pisahkan ” ungkap pigai.
Marselina Pigai juga menyatakan terus mengikuti setiap kegiatan organisasi maupun kampus. Agar dikelak kami mengubah lingkungan sosial yang tak bersahabat dengan kehidupan manusia yang sebenarnya.
Usai Penjelasan materi, Moderator Reni W.Pigai mengatakan “Kami ucapkan terima kasih kepada pemantik. Kerena melalui diskusi kami dapat memahami dan membuka wawasan yang lebih dalam”, pinta Reni.
“Kami berharap turut mengambil bagian dalam setiap kegiatan mendatang. Jangan patah semangat dan bosan dalam berbagai kegiatan kedepan” tandasnya.