Puisi  

“TANGISAN MAMA PAPUA”

PUISI

 

Mama Papua menangis, perbukitan ikut menjerit,

 

kalau Mama Papua merendahkan diri, alam semesta bersukacita; kalau Mama Papua membungkuk,

 

seluruh putra/putrinya ditinggikan.

Bumi dan langit adalah kekasih. Dan diantara mereka aku adalah utusan belas kasihan.

 

Ingin menghapuskan airmatanya; Demi derita yang sedang dialaminya dari tahun ke tahun dibawah kolonialisme NKRI.

 

Suara guntur menyatakan ketibaanku;
pelangi mengumumkan keberangkatanku.

 

Aku adalah seperti kehidupan dibumi, yang
dimulai di kaki dan berakhir di bawah sayap-sayap maut yang dibangkitkan.

 

Aku timbul dari jantung laut dan melambung bersama hembusan angin.Kalau aku melihat bayi manangis, aku turun dan merangkulnya dengan penuh belas kasihan sebagai pengantinya ibunya yang telah terbunuh karena kekejaman Indonesia.

 

Dengan lembut kesentuh alam dan nyanyian tulang belulang. Semua dapat mendengarnya yang telah pergi dan yang akan lahir dari rahim Mama Papua, tetapi hanya yang peka yang dapat memahaminya.

 

Aku adalah keluhan air mata

senyum burung Cenderawasih

Air mata sorga di ufuk terbitnya Sang Bintang Kejora.

 

Jadi dengan kasih air mataku dalam kasih sayang, senyum Mama Papua bersama rohnya; air mata dari sorga kenangan tiada akhirnya.

 

 

SALAM REVOLUSI !

Manokwari,24/02/23
Karya : Wiyaiwuu Pigai

 

Writer: Reni Wiyaiwuu Pigai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *